Minggu, 24 Februari 2019

CARA MENGGUNAKAN EARTH TESTER

Share:

PENGUKURAN TAHANAN TANAH

Share:

Rabu, 13 Februari 2019

PERALATAN SWITCHYARD GI SENGKALING

Share:

TANG AMPERE

Share:

KARAKTERISTIK DAN MACAM-MACAM TRANSFORMATOR

Share:

ALAT UKUR WATT METER DAN PENGGUNAANNYA


ALAT UKUR WATT METER DAN PENGGUNAANNYA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengukuran Listrik
yang dibina oleh Bapak Ahmad Safi’i


Oleh Kelompok 8 :
1.      Aulia Anggita Maulidyah             (140534604629)
2.      Resy Cahyanti                              (140534602952)








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
September 2014




KATA PENGANTAR
Pertama tama saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah member saya kesehatan dan kesempatan sampai saat ini hingga saya menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang saya buat ini berjudul ALAT UKUR WATT METER DAN PENGGUNAANNYA.
Makalah tentang pengukuran listrik bab Wattmeter ini disusun dengan tujuan menyajikan informasi yang menyeluruh tentang wattmeter. Dengan demikian diharapkan berbagai oihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran yang utuh tenteang Wattmeter.
Isi makalah ini meliputi pengertian Wattmeter, macam-macam Wattmeter dan Cara pengukuran menggunakan berbagai macam wattmeter. Materi makalah ini disusun menggunakan bahan yang saya cari dari berbagai sumber di internet.
Ucapan terima kasih saya ucapkan bagi seluruh pihak yang membantu menyusun dan mempersiapkan secara langsung maupun tidak langsung membantu pembuatan makalah ini sehinnga makalah yang saya buat ini bisa tepat waktu dan lancar.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.

Malang,  September 2014


Penyusun







Wattmeter
Wattmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur secara langsung daya yang terpakai pada suatu rangkaian listrik, wattmeter pada umumnya berprinsip kerja elektro dinamis. Wattmeter mempunyai dua buah kumparan medan magnet, satu medan magnet mengukur arus listrik dan yang lainnya mengukur tegangan listrik yang mengalir pada rangkaian listrik tersebut.






Macam Wattmeter :

1.Wattmeter Elektrodinamik / Analog
Wattmeter elektrodinamik atau elektrodinamometer, instrumen ini cukup familiar dalam desain dan konstruksi elektrodinamometer tipe ampermeter dan voltmeter analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil dihubungkan secaraseri dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan non-induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi arus menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan tegangan maka disebut  pressure coil  atau voltage coil dari wattmeter.

Konstruksi Wattmeter Analog sebagai berikut :
I* = arus masuk
I = arus keluar
L1 = phase R
L2 = phase S
L3 = phase T
3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase
~ = penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC
A = skala arus
V = skala tegangan
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :
P = U x I x C
Dimana :
U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter.


2.Wattmeter Induksi
Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter  jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau searah.Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induks imempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi.
Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy.Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC.Daya listrik DC dirumuskan sebagai Dimana P = daya (Watt)V = tegangan (Volt)I = arus (Ampere)Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase.Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut P = VI
P = V . Icos f
Alat ukur yang menggunakan asas induksi pada umumnya mempunyai sistem perputaran yang sederhana dan kokoh, mudah untuk dibuat alat ukur dengan sudut penunjukan yang lebar. Suatu aspek lain daripada alat ukur induksi ini, adalah kemungkinan didapatkan momen putar yang relatif besar.
Pada prinsipnya apabila suatu konduktor ditempatkan dalam medan magnit dari arus bolak-balik, maka arus-arus putar akan dibangkitkan didalam konduktor tersebut. Medan-medan magnit dari arus-arus putar ini dan dari arus bolak-balik yang menyebabkannya akan menimbulkan gaya elektromagnetis menyebabkan kepingan logam atau konduktor mendapatkan suatu gaya yang terjadi sebagai hasil daripada interaksi tersebut. Kepingan logam tersebut akan mempunyai tendensi untuk berputar pada sumbunya dan memotong kedua fluks yang dihasilkan magnit. Kopel yang dihasilkan adalah akibat interaksi antara eddy current dengan fluks yang terinduksi.
Kontruksi wattmeter ini memiliki 2 elektromagnet yang berlapis-lapis. Salah satunya diinduksi oleh arus pada sirkuit utamanya. Arus induksi lainnya berbanding langsung terhadap tegangan. Dalam konstuksinya juga terdapat mangkukan alumunium tipis yang bisa berputar sebagai akibat dari interaksi arus-arus putar dan juga sebuah pointer atau penunjuk.
Besarnya torsi yang dihasilkan atau yang bekerja pada mangkukan ini adalah:
T = K. ฯ‰.ฮฆ1m. ฮฆ2m sin ฮฑ. (K= Konstanta) dimana K=(image placeholder) ( Pers.1)
Maka dari itu, torsi ini akan sebanding terhadap daya beban. Untuk spring control
T~ ฯ‰ I (image placeholder)sin (90-ฯ†) ~ vI cos ฯ† ~ daya (pers.2)
Dari persamaan diatas juga dapat dilihat bahwa tidak ada unsur waktu (t), maka besarnya kopel ini akan tetap konstan sepanjang waktu. Pada persamaan 1 jika ฮฑ=0, yaitu jika kedua fluks sefase, maka kopel = 0. Dalam hal lain, jika ฮฑ= 900 maka kopel akan maksimum untuk ฮฆ1m dan ฮฆ2m .Selain itu kopel akan berbanding terbalik terhadap R dimana R adalah tahanan untuk aliran eddy current (arus pusar), maka jika seandainya torsi/kopel besar, mangkukan mempunyai tahanan yang kecil. Biasanya mangkukan terbuat dari tembaga (Cu) atau alumunium (Al).
Kelebihan dan kekurangan Wattmeter Induksi
Kelebihan wattmeter induksi, yaitu:
1.      Skalanya cukup panjang ( lebih dari 3000 )
2.      Tidak dipengaruhi oleh medan pengganggu dari luar
3.      Tidak dipengaruhi oleh error frekuensi karena dampingnya yang besar
Kekurangan wattmeter induksi, yaitu:
1.      Tingkat ketelitian rendah
2.      Hanya untuk besaran AC
3.      Kadang-kadang mengalami error suhu, yang diakibatkan oleh aliran eddy-current pada tahanan yang efeknya sangat besar terhadap suhu tahanan.
4.      Pemakaian dayanya sangat besar, relatif tinggi dan mahal
5.      Selain hal-hal diatas, ada juga daerah kerja alat ukur induksi, yaitu:
6.      Untuk arus mulai dari 10-1 sampai dengan 10-2 Ampere
7.      Untuk tegangan mulai dari 1 sampai dengan 103 Volt
8.      Untuk frekuensi kurang dari 3×10~102 Hertz



3.Wattmeter Digital
Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.
Cara Pemakaian Wattmeter Digital:
  1. Masukan Kabel Power Sumber ( In Put ) Pada Terminal WATT & 10 A, Sesuai Petunjuk Pada    Watt Meter Digital Yang Bertuliskan “ POWER SOURCE “.
  2. Masukan Kabel Beban ( Out Put ) Pada Terminal COM & V, Sesuai Petunjuk Pada Watt Meter Digital Yang Bertuliskan “ LOAD “.
  3. Setelah Kabel In Put ( Power Source ) & Out Put ( Load ) Terpasang, Hidupkan Watt Meter Digital Dengan Menggeser Tombol Pada Posisi ON.
  4. Tekan Tombol Pilihan Watt 1 ( 2000 W ) atau Watt 2 ( 6000 W – X10 W) Tergantung Dari Beban  Yang Akan Di Ukur.
  5. Apabila Pada Layar Tidak Tertulis Nol Maka Perlu Di Setting Watt Zero Adjust Agar Tampilan  Pada Layar Bernilai Nol.
  6. Masukan Kabel In Put ( Power Source ) Pada Stop Kontak Agar Beban / Load Dapat Bekerja.
  7. Lihat Hasil Tampilan Pada Layar, Apabila Menggunakan Batas Ukur Yang Watt 1 ( 2000 W ) Maka Tampilan Pada Layar Merupakan Hasil Pengukuran Daya Pada Beban / Load.
  8. Apabila Menggunakan Batas Ukur Yang Watt 2 ( 6000 W ), Maka Hasil Pada Layar Di Kalikan Baru Ketahuan Hasilnya.
  9. Apabila Sudah Selesai Dalam Pengukuran Daya, Matikan Watt Meter Digital Dengan Menggeser Tombol Pada Posisi OFF.


Pengukuran Dengan Menggunakan Wattmeter
Dalam sebuah rangkaian listrik,daya didefinisikan sebagai laju energi yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan per satuan waktu

Dalam pengukuran daya,ada 2 metode yaitu:
1. Metode Pengukuran Daya Secara Tidak Langsung
       Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak langsung, ditinjau dari letak kedua alat ukur, yaitu ampermeter dan voltmeter :
  • Voltmeter dipasang sebelum ampermeter
  • Voltmeter dipasang setelah Ampermeter

2. Metode Pengukuran Daya Secara Langsung
Pengukuran daya listrik secara langsung adalah dengan menggunakan wattmeter



PENGUKURAN DAYA ARUS SEARAH (DC)
Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur
Wattmeter. Didalam instrument ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan Wattmeter 4 tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.


PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK-BALIK SATU PHASE
Wattmeter 5 Dalam gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam menghubungkan ke beban dan saluran supply daya listrik wattmeter untuk pengukuran daya satu phase ada kesamaan dengan pengukuran daya DC, terminal input output pada Wattmeter mempunyai kesamaan dengan saat mengukur daya DC.

PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK BALIK TIGA PHASE
Gambar 4: Mengukur daya tiga fase dengan satu wattmeter.
Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk jaringan tiga fase
beban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 = P3 Besar daya
yang diserap beban tiga fase pada gambar 4, dirumuskan sebagai P = U . I . C.
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :
P = U x I x C
Dimana :

U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter.





















Daftar Pustaka :























Share:

Selasa, 12 Februari 2019

PENGGUNAAN OSILOSKOP DIGITAL



MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK
ALAT UKUR DAN PENGGUNAAN OSILOSKOP DIGITAL

Dosen Pembimbing : Bpk Achmad syafi’i














Disusun oleh :

Muhammad Andri Khusnawan (140534603431)
Ovi Andianto (140534602712)







UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini.
dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas matakuliah Pengukuran Listrik yaitu
tentang alat ukur dan penggunaan osiloskop digital. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Bapak Achmad Syafi’i selaku dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...




Malang, 3 september 2014



Penyusun





Daftar Isi

Sampul dan judul makalah………………………………………………………………….............1
Kata pengantar………………………………………………………………………...........……….2
Daftar isi……………………………………………………………………………..........………...3
BAB 1 Osiloskop Digital
1.1  Pengertian Osiloskop Digital.........................................................................................4
1.2  Bagian Bagian Osiloskop Dual Trace............................................................................5
1.3  Prosedur Kerja................................................................................................................7
1.4  Prinsip Kerja Osiloskop.................................................................................................8
PENUTUP……………………………………………………………………….............................9





I.    Pengertian
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (screen).




 
Gambar Osiloskop[2]


Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu Display dan Panel Control :

Display
Display  menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.

Panel Control
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
·                     Focus : Digunakan untuk mengatur fokus 
·                     Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
·                     Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
·                     Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
·                     Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
·                     Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
·                     AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
·                     Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
·                     Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal (Dual Trace) yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, misalnya kanal satu dipasang untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Fungsi osiloskop
      Mampu menyajikan informasi yang lebih lengkap tentang signal yang sedang diuji dari pada menggunakan alat lain.
      Dapat mengukur ampliudo, frekuensi dan bentuk sinyal, perbedaan fase, lebar pulsa, dan waktu tunda.
      Dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kualitatif dan kuantitatif.
      Mampu mengukur sinyal A.C. Secara akurat

II. Bagian-Bagian Osiloskop Dual Trace 
Panel kontrol Oscilloscope

Keterangan gambar panel kontrol Osilokop Dual Trace diatas :
1.    VERTICAL INPUT : merupakan input terminal untuk channel-A/saluran A.
2.    AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran A.
·           Jika tombol pada posisi AC, sinyal input yang mengandung komponen DC akan    ditahan/di-blokir oleh sebuah kapasitor. 
·           Jika tombol pada posisi GND, terminal input akan terbuka, input yang bersumber dari penguatan internal di dalam Oscilloscope akan di-grounded. 
·           Jika tombol pada posisi DC, input terminal akan terhubung langsung dengan penguat yang ada di dalam Oscilloscope dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar monitor.
3.    MODE
·           CH-A :  tampilan bentuk gelombang channel-A/saluran A.
·           CH-B :  tampilan bentuk gelombang channel-B/saluran B.
·           DUAL : pada batas ukur (range) antara 0,5 sec/DIV – 1 msec (milli second)/DIV, kedua frekuensi dari kedua saluran (CH-A dan CH-B) akan saling berpotongan pada frekuensi sekitar 200k Hz. Pada batas ukur (range) antara 0,5 msec/DIV – 0,2 ยต sec/DIV saklar jangkauan ukur kedua saluran (channel/CH) dipakai bergantian.
·           ADD : CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan tombol PULL INVERT akan diperoleh SUB MODE.
4.    VOLTS/DIV variabel untuk saluran (channel)/CH-A.
5.    VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.
·           Jika tombol “VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum jam), pada layar monitor akan tergambar tergambar tegangan per “DIV”. Pilihan per “DIV” tersedia dari 5 mV/DIV – 20V/DIV.
6.    Pengatur posisi vertikal untuk saluran (channel)/CH-A.
7.    Pengatur posisi horisontal.
8.    SWEEP TIME/DIV.
9.    SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10.    EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11.    CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
         ke puncak.
12.    COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
         (component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada
         posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13.    TRIGGERING LEVEL.
14.    LAMPU INDIKATOR.
15.    SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16.    SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17.    GND terminal ground/arde/tanah.
18.    SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada posisi :
·         INT : sinyal dari channel A (CH-A) dan channel B (CH-B) untuk keperluan pen-trigger-an/penyulutan saling dijumlahkan,
·         CH-A : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,
·         CH-B : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,
·         AC   : bentuk gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal AC itu sendiri,
·         EXT : sinyal yang masuk ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan disesuaikan dengan sumber sinyal.
19.    POWER ON-OFF.
20. FOCUS digunakan untuk menghasilkan tampilan bentuk gelombang yang optimal.
21.    INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22.    TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap
         berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
23.  CH-B Position:  CH-B vertical position control
24.  Push Invert:  When pushed, the CH-B vertical polarity is reversed. This facilitates SUB MODE measurement at ADD MODE
25.  Volts/Div:  Vertical attenuator for CH-B
26.  Variable
27.  Vertical Input:  Vertical input for CH-B
28.  AC-GND-DC:  Vertical input coupling for CH-B. 
       AC position:  the DC component of input signal is blocked by a capacitor. 
       GND position:  the input terminal opens and the input of the internal amplifier is grounded. 
       DC position:  the input terminal is directly connected to the amplifier and all components of input signal are displayed.

29.  Comp. Test
       Switch to change from oscilloscope mode to component tester mode.
       For component testing set the 9 SWEEP TIME/DIV to the X-Y setting and both vertical coupling switches 2, 28 to the GND position




III. PROSEDUR KERJA

Kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu . Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz.
Dengan ujung probe yang merah dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz. Gunakan tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan seluruh gambar dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk menggerakkan seluruh gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan agar letak gambar mudah dilihat dan dibaca.




IV. Prinsip Kerja Osiloskop

Osiloskop digital menggunakan konsep Penyamplingan dan Pendigitalisasian.

Cara Kerja Osiloskop Digital
Setelah sinyal masukan di sampling ( diambil nilainya dengan dicuplik secara berkala ), data data tersebut lalu di digitalkan dan kemudian disimpan bersama skala waktu gelombangnya di dalam memori. Pada prinsipnya osiloskop digital hanya menyuplik dan menyimpan demikian banyak nilai kemudian berhenti. Proses ini diulangi terus sampai osiloskop dimatikan.

Cara Penyamplingan Data Osiloskop Digital
Osiloskop digital atau yang biasa disebut dengan Digital Sampling Oscilloscope ( DSO ) mempunyai dua cara untuk menyampling gelombang masukannya, yaitu dengan metode Real Time Sampling dan Equivalent Time Sampling

Definisi Real Time Sampling Osiloskop Digital
Dalam metode real time sampling, digitizer pada osiloskop digital akan mengisi data ke dalam memori dalam satu event dari sinyal yang bersangkutan dan menggunakan sekumpulan data tersebut untuk menampilkan gelombangnya

Waktu waktu diantara cuplikan cuplikan dalam memori yang digunakan untuk menciptakan kembali peragaan gelombangnya dikatakan merupakan real time di antara cuplikan - cuplikannya saat dibutuhkan, Oleh sebab itu real time sampling dapat digunakan untuk sinyal sinyal yang sifatnya berulang atau bentuk tunggal, tetapi metode real time sampling ini tidak akan didapatkan suatu peragaan bentuk gelombang yang serupa dengan yang ada pada osiloskop analog, kecuali sinyalnya berupa sinus biasa atau gelombang segi empat.

Definisi Equivalent Time Sampling Osiloskop Digital
Equivalent time sampling merupakan metode yang digunakan osiloskop digital untuk mengambil data dari gelombang yang bersifat repetitif berfrekuensi tinggi. Equivalent time sampling memberikan suatu resolusi waktu equivalent ( Horizontal ) bagi suatu digitizer yang bekerja pada kecepatan yang jauh lebih tinggi. Ia bekerja dengan mengambil cuplikan - cuplikan melalui beberapa kejadian dari sinyalnya sampai semua memori terisi.
Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
2.      Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
3.      Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
4.      Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
5.      Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang


Penutup
1.      Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik yang sedang kita amati.
2.      Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga.
3.      Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
4.      Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.

Share:

visitors

Muhammad Rio Alrizal

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates