LAPORAN
POWER AMPLIFIER
Disusun
oleh:
DHENOK
LARASATI (140534603666)
MUHAMAD
RIO ALRIZAL (140534603928)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
PRODI
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
NOVEMBER
2014
A.
TUJUAN
1. Mengetahui
rangkaian power amplifier
2. Mengetahui
fungsi dari komponen - komponen dalam rangkaian power amplifier
3. Mengetahui
prinsip kerja power amplifier
B.
DASAR TEORI
1.
Kapasitor
v
Pengertian
kapasitor
Kapasitor adalah komponen
elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik di dalam medan listrik
sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan arus listrik.
.
v
Cara kerja kapasitor dalam sebuah
rangkaian elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju
kapasitor. Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor
akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu seterusnya.
Kapasitor
biasanya terbuat dari dua buah lempengan logamyang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umumnya dikenal misalnya adalah ruang
hampa udara, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal
yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif,
dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan
selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.
v
Gambar macam-macam kapasitor
v Elco
(Elektrolit Kondensator
Fungsi elco dalam suatu rangkaian
elektronika yaitu di pakai untuk mengetahui nilai kapasitas sebuah elco didalam
satuan uf (mikro farad). Fungsi elco biasanya sering di sebut sebagai
kapasitor polar. Dalam kapasitor polar mempunyai dua kutub
yang berlainan pada setiap kakinya, sehingga didalam pemasangan komponen ini
tidak bisa terbalik maupun salah didalam pemasangan.
Elco atau kondensator / kapasitor elektrolit yaitu komponen yang
mempunyai dua kaki, yakni kaki ( – ) dan kaki ( + ). Fungsi elco juga
bisa di sebut sebagai penyimpan arus listrik searah dc. Rangkaian elco biasanya
di gunakan dalam rangkaian apa saja, misalnya pada power supply regulator dan
rangkaian lainnya. Kapasitor elco di bagi jadi 2 type, yakni kapasitor polar
dan kapasitor bipolar / non polar. Pembagian ini didasarkan pada polaritas (
kutub positif dan negatif ) dari masing-masing kapasitor.
Kapasitor elektrolit juga biasanya di sebut sebagai mempunyai fungsi
elco, dikarenakan kapasitor ini mempunyai dua buah kaki yang di
tandai dengan kaki panjang (positif) dan kaki pendek (negative). Nilai
kapasitas dari kapasitor ini adalah 47 uf ( mikro farad ) sampai beberapa ribu
mikro farad dengan voltase kerja dari beberapa volt sampai beberapa ribu volt.
Kerusakan umum yang sering di temukan didalam fungsi elco terlebih
pada kapasitor elektrolit yaitu kering ( kapasitasnya berubah ), konsleting
listrik dan meledak yang dikarenakan salah didalam pemasangan tegangan positif
dan negatifnya, bila batas maksimum voltase di lampaui juga dapat mengakibatkan
ledakan. Setiap elco mempunyai tegangan kerja yang berbeda-beda, umumnya batas
maksimal tegangan yang diperbolehkan untuk suatu elco tertulis pada badannya.
Tegangan kerja pada elco bisa dinyatakan didalam satuan volt.
v Kapasitor sebagai
kopling
Kapasitor
sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac
dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah
rangkaian yang saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan
secara ac(signal), artinya sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau
penghubung antara 2 rangkaian yang berbeda.
§ Sebagai kopling
antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada power supply).
§ Sebagai
filter/penyaring dalam rangkaian power supply.
§ Sebagai
frekuensi dalam rangkaian antena.
§ Untuk
menghemat daya listrik pada lampu neon.
§ Menghilangkan
bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar
§ Untuk
menyimpan arus/tegangan listrik.
§ Untuk arus
DC berfungsi sebagai isolator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC
berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.
§ Perata
tegangan DC pada pengubah AC to DC. Pembangkit gelombang AC atau oscilator, dan
sebagainya.
2.
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah
unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua
ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor tersedia
dari dalam beberapa seri yang nilai-nilainya merupakan kelipatan 10, dimana
jumlah nilai yang diberikan setiap seri ditentukan oleh toleransinya. Pada
resistor terdapat hubungan berbanding lurus atau hubungan linear antara voltase
dan arus.
Resistor memiliki resistifitas yang juga disebut sebagai tahanan. Besar
resistifitas menunjukkan berapa kuat suatu komponen menahan arus. Apabila
resistifitas besar, berarti daya untuk menahan arus juga besar sehingga arus
menjadi kecil.
Resistor ada dua macam yaitu resistor tetap dan resistor tidak tetap. Resistor
tetap (Fixed Resistor) adalah resistor yang sudah di tetapkan nilai resistansinya
dari pabrik pembuatnya.
Sedangkan resistor
tidak tetap (Variable resistor) adalah resistor yang nilai resistansinya dapat
diubah - ubah sesuai kebutuhan. Ex : NTC, LDR, Potensiometer, Trimpot, dll.
Gambar dan simbol Resistor
Fungsi
Resistor adalah sebagai berikut:
Fungsi
resistor dapat diumpamakan dengan sekeping papan yang dipergunakan untuk
menahan aliran air yang deras di selokan/parit kecil. Makin besar nilai
tahanan, makin kecil arus dan tegangan listrik yang melaluinya. Adapun fungsi
lain resistor dalam rangkaian elektronika, yaitu:
a. Menahan arus listrik
agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
b. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaianelektronika.
c.Membagit tegangan.
d. Sebagai pembagi arus
b. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaianelektronika.
c.Membagit tegangan.
d. Sebagai pembagi arus
Cara
menghitung nilai resistor
Untuk mengetahui nilai hambatan
suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dariwarna yang tertera pada bagian
luar badan resistor tersebut yang berupa gelang
Warna
|
Gelang KE
|
||
1
dan 2
|
3
|
4
|
|
Hitam
|
0
|
x 1
|
1%
|
Cokelat
|
1
|
x 10
|
2%
|
Merah
|
2
|
x 100
|
2%
|
Jingga
|
3
|
x 1000
|
-
|
Kuning
|
4
|
x 10000
|
-
|
Hijau
|
5
|
x 100000
|
-
|
Biru
|
6
|
x 1000000
|
-
|
Ungu
|
7
|
x 10000000
|
-
|
Abu-Abu
|
8
|
x 100000000
|
-
|
Putih
|
9
|
x 1000000000
|
-
|
Emas
|
-
|
x 0.1
|
5%
|
Perak
|
-
|
x 0.01
|
10%
|
Tidak
Berwarna
|
-
|
-
|
20%
|
3. Transistor
Ø Pengertian
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan
arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran
listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan
atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang
melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting
dalam dunia elektronik modern. Dalam angkaian analog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras
suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan
tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga
berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Prinsip yang di pakai didalam transistor sebagai
penguat yaitu arus kecil pada basis dipakai untuk mengontrol arus yang
lebih besar yang diberikan ke kolektor melalui transistor tersebut. Dari sini
bisa kita lihat bahwa fungsi dari transistor adalah hanya sebagai penguat
ketika arus basis akan berubah. Perubahan arus kecil pada basis inilah yang
dinamakan dengan perubahan besar pada arus yang mengalir dari kolektor ke
emitter.
Kelebihan dari transistor penguat bukan sekedar bisa
menguatkan sinyal, namun transistor ini juga dapat di pakai sebagai penguat
arus, penguat daya dan penguat tegangan. Di bawah ini gambar yang biasa di
pakai dalam rangkaian transistor khususnya sebagai penguat yang biasa di pakai
dalam rangkaian amplifier sedehana.
Untuk Eksperiment Silakan dibandingkan Input/Output
dari rangkaian Penguat Berikut:
Penguat
kelas B
1. Menentukan
Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita
harus tau karakter kaki basis ini, yaitu memiliki hubungan fordward bias pada
basis ke kolektor dan basis ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke
basis dan emitor ke basis pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada
jenis PNP. Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe hitam
dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan nilai ukur
resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1 adalah
kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila probe pada posisi kaki 1
adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti sebelumnya. Jika hanya pada satu
kaki 2 atau 3 saja yang bergerak kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi,
carilah konfigurasi sampai diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan
basis sudah ketemu dan jenis transistor NPN atau PNP.
a). NPN :
Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan
kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
b). PNP:
Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki emitor dan
kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2.
Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki
basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan emitor
dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan
emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm, Kemudian lakukan teknik
berikut.
Misalnya transistor NPN.
Misalnya transistor NPN.
-
Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain basis dengan cara menempelkan
probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
-
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan
disentuh dengan jari tangan. Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum
meter tidak bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain.
- Sentuh
kembali kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar
maka bisa dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor,
kaki yang lain (probe merah) adalah emitor Untuk transistor PNP caranya sama
cuma posisi probe merah dan probe hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda
titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di kemasan transistor.
Ø Penguat
Kelas A
Contoh dari penguat kelas A adalah rangkaian dasar common emiter (CE)
transistor. Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai
di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik
Q ini berada tepat di tengah garis beban kurva VCE-IC dari
rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A. Gambar berikut
adalah contoh rangkaian common emitor dengan transistor NPN Q1.
Garis beban pada
penguat ini ditentukan oleh resistor Rc dan Re dari
rumus
VCC = VCE + IcRc +
IeRe. Jika Ie = Ic
maka dapat
disederhanakan menjadi:
VCC = VCE + Ic (Rc+Re).
Selanjutnya dapat
digambarkan garis beban rangkaian ini dari rumus tersebut. Sedangkan resistor
Ra dan Rb dipasang untuk menentukan arus bias. Sehingga dapat ditentukan
sendiri besar resistor-resistor pada rangkaian tersebut dengan menetapkan
berapa besar arus Ib yang memotong titik Q.
Besar arus Ib biasanya tercantum pada datasheet transistor yang
digunakan. Besar penguatan sinyal AC dapat dihitung dengan teori analisa
rangkaian sinyal AC. Analisa rangkaian AC adalah dengan menghubung singkat
setiap komponen kapasitor C dan secara imajiner menyambungkan VCC ke
ground. Dengan cara ini rangkaian gambar-1dapat dirangkai menjadi seperti
gambar 2. Resistor Ra dan Rcdihubungkan ke ground
dan semua kapasitor dihubung singkat.
Dengan adanya kapasitor Ce, nilai Re pada
analisa sinyal AC menjadi tidak berarti. Pembaca dapat mencari lebih lanjut
literatur yang membahas penguatan transistor untuk mengetahui bagaimana
perhitungan nilai penguatan transistor secara detail. Penguatan didefenisikan
dengan :
Vout/Vin = rc / re`
Dimana rc adalah
resistansi Rc paralel dengan beban RL (pada
penguat akhir, RL adalah speaker 8 Ohm) dan re` adalah resistansi penguatan
transitor. Nilai re` dapat dihitung dari rumus re` = hfe/hie yang
datanya juga ada di datasheet transistor. Gambar 3. menunjukkan ilustrasi
penguatan sinyal input serta proyeksinya menjadi sinyal output terhadap garis
kurva x-y rumus penguatan vout = (rc/re)
Vin.
Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada
daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki
tingkat fidelitas yang tinggi. Dengan syarat sinyal masih bekerja di daerah
aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun
penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% - 50%.
Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak
ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja
pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON)
sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena
ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra
seperti heatsink yang lebih besar.
Ø Power
Amplifier kelas AB
Ini dibuat bertujuan untuk membentuk penguat sinyal yang
tidak cacat (distorsi) dari penguat kelas A dan untuk mendapatkan efisiensi
daya yang lebih baik seperti pada amplifier kelas B. Karena amplifier kelas A
memiliki efisiensi daya yang rendah (±25%) yang disebaban titik kerja berada di
1/2 VCC tetapi memiliki kualitas sinyal yang terbaik. Sedangkan
amplifier kelas B memiliki efisiensi daya yang baik (±85%) karena titik kerja
mendekati VCC tetapi kualitas suara yang kurang baik. Sehingga dibuat amplifier
kelas AB yang memiliki efisiensi daya penguatan sinyal (±60%) dengan kualitas
sinyal audio yang baik. Titik kerja amplifier kelas AB dapat dilihat pada
grafik garis beban berikut.
Grafik
Titik Kerja Amplifier Kelas AB Dengan menempatkan titik kerja rangkaian power
amplifier kelas AB berada diantara titik kerja kelas A dan kelas B seperti
terlihat pada grafik titik kerja rangkaian diatas, penguat kelas AB dimaksudkan
mendapatkan karakteristik dasar gabungan dari amplifier kelas A dan amplifier
kelas B.
Rangkaian
Dasar Power Amplifier Kelas AB Power amplifier kelas AB pada umumnya
menggunakan sumber tegangan simetris. Fungsi dioda pada rangkaian penguat kelas
AB diatas adalah untuk memecah sinyal sisi puncak positif dan sisi sinyal
puncak negatif. Q1 dan Q2 masing-masing berfungsi sebagai penguat sinyal sisi
puncak positif dan puncak negatif. Pada saat menguatkan sinyal sinus maka pada
rangkaian amplifier kelas AB diatas dapat dihitung tegangan output dan daya
output dari rangkaian diatas sebagai berikut.
Tegangan
output RMS :
Daya
Output :
Dimana
Vd adalah tegangan dioda antara basis dan Vin Rangkaian diatas merupakan
rangkaian dasar power amplifier kelas AB yang sering diaplikasikan pada power
amplifier OCL, OTL maupun BTL. Power amplifier kelas AB ini cocok digunakan
sebagai penguat sinyal audio karena memiliki efisiensi daya yang baik dan
sinyal output yang dihasilkan tidak mengalamidistorsi.
4. DIODA
4. DIODA
Dioda
adalah semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction) P-N.Sifat dioda
yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada
tegangan balik. Dalam
elektronika, dioda adalah
komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin memiliki saluran ketiga
sebagai pemanas).
Sifat
kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut
karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk
memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar
maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur).
Ketika
dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan
menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi
thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi.
Seberapa besar arus listrik yang akan mengalir
tergantung daripada besarnya tegangan positif yang dikenakan pada plate.
Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus listrik yang akan
mengalir. Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat
mengalirkan arus listrik pada situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat
digunakan sebagai penyearah arus listrik (rectifier). Pada kenyataannya
memang dioda banyak digunakan sebagai penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC
pada rangkaian Elektronik. Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat
popular digunakan dalam rangkaian Elektronika, karena bentuknya sederhana dan
penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya :
penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang
penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper),
rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage
Multiplier)
Simbol-simbol Dioda :
Fungsi Dioda :
1. Penyearah,
contoh : dioda bridge
2. Penstabil
tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener
3. Pengaman
/sekering
4. Sebagai
rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal yang ada di atas
atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai
rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada suatu sinyal
ac
6. Pengganda
tegangan.
7. Sebagai
indikator, yaitu LED (Light Emitting Diode)
8. Sebagai
sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai
sensor cahaya, yaitu dioda photo
10. Sebagai
rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
· Setrika
...................................................................... 1 buah
· Ferry
chloride.......................................................... .. 1 ons (1 hg)
· Bor
PCB (0,8 mm dan 3 mm)................................... 1 buah
· Solder
....................................................................... 1 buah
· Tang
Potong ............................................................. 1 buah
· Obeng
plus (+) .......................................................... 1 buah
· Multimeter
................................................................ 1 buah
· Cutter/Gunting.......................................................... 1 buah
· Penggaris................................................................... 1 buah
· Selotip....................................................................... secukupnya
· Air............................................................................. secukupnya
· Amplas...................................................................... secukupnya
2.
Bahan
·
Kapasitor 47µF 25v................................................... 1 buah
·
Kapasitor 200µF 25v................................................. 1 buah
·
Transistor TIP 31....................................................... 1 buah
·
Transistor TIP 32....................................................... 1 buah
·
TR D438.................................................................... 1 buah
·
Resistor 22 kΩ........................................................... 1 buah
·
Resistor 2.2kΩ........................................................... 1 buah
·
Resistor 47 Ω............................................................. 1 buah
·
Resistor 5.6 kΩ.......................................................... 1 buah
·
Dioda 1N4148........................................................... 2 buah
·
PCB........................................................................... 1 buah
·
Timah......................................................................... Secukupnya
·
Kabel ….................................................................... Secukupnya
·
Spicer......................................................................... 4 buah
·
Mur dan Baut............................................................ 4 buah
·
Terminal kabel 4 slot................................................. 1 buah
D.FLOWCHART
E. GAMBAR RANGKAIAN
a).
Skema Rangkaian
b.)
Tata Letak Komponen
c).
Lay Out
F. PRINSIP KERJA
Sinyal
input suara pada rangkaian ini berupa gelombang sinyal AC atau biasa disebut dengan
gelombang sinyal sinus. Sinyal input ini dapat berasal dari pre-amplifier,
handphone, laptop, maupun media lain. Sinyal input akan masuk melalui kapasitor
4,7 uF, dimana kapasitor ini berfungsi sebagai filter atau sebagai pengeblok
gelombang sinyal DC sehingga hanya mengalirkan gelombang AC atau sinus saja.
Kemudian
sinyal sinus yang telah melewati kapasitor 4.7 uF akan mengalami penguatan
melalui transistor D438 dimana transistor tersebut berfungsi sebagai penguat
kelas A. dimana pada penguatan kelas ini sinyal sinus yang mengalami penguatan
namun sinyal keluarannya berbalik fasa 180o.
Sinyal
keluaran dari transistor D438 akan mengalami penguatan kembali dengan masukpada
transistor TIP 31 dan TIP 32. Dimana kedua transistor ini berfungsi sebagai
penguat tipe kelas AB. Pada penguatan tipe kelas AB ini yang mengalami
penguatan adalah arusnya. Maka penguat tipe kelas AB ini untuk menguatkan daya
terutama pada arusnya.
Setelah
diperkuat oleh transistor TIP 31 dan TIP 32, sinyal kembali di filter dengan
kapasitor elektrolit 200 uF, dimana kapasitor tersebut fungsinya sama dengan
kapasitor 4.7 uF sebagai filter sinyal DC. Sehingga sinyal outputnya murni
sinyal AC.
Sinyal
keluaran dari kapasitor bias langsung ke output beban yang berupa speaker.
G.
ANALISA RANGKAIAN
Sinyal
input suara pada rangkaian ini berupa gelombang sinyal AC atau biasa disebut
dengan gelombang sinyal sinus. Sinyal input ini dapat berasal dari
pre-amplifier, handphone, laptop, maupun media lain. Sinyal input akan masuk
melalui kapasitor 4,7 uF, dimana kapasitor ini berfungsi sebagai filter atau
sebagai pengeblok gelombang sinyal DC sehingga hanya mengalirkan gelombang AC
atau sinus saja.
Kemudian
sinyal sinus yang telah melewati kapasitor 4.7 uF akan mengalami penguatan
melalui transistor D438 dimana transistor tersebut berfungsi sebagai penguat
kelas A. dimana pada penguatan kelas ini sinyal sinus yang mengalami penguatan
namun sinyal keluarannya berbalik fasa 180o.
Transistor D438 sebagai Penguat kelas A adalah rangkaian dasar common
emiter (CE) transistor. Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias
yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa
sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban kurva VCE-IC dari
rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A.
Garis beban pada
penguat ini ditentukan oleh resistor Rc dan Re dari
rumus
VCC = VCE + IcRc +
IeRe. Jika Ie = Ic
maka dapat
disederhanakan menjadi:
VCC = VCE + Ic (Rc+Re).
Selanjutnya dapat
digambarkan garis beban rangkaian ini dari rumus tersebut. Sedangkan resistor
Ra dan Rb dipasang untuk menentukan arus bias. Sehingga dapat ditentukan
sendiri besar resistor-resistor pada rangkaian tersebut dengan menetapkan
berapa besar arus Ib yang memotong titik Q.
Besar arus Ib biasanya tercantum pada datasheet transistor yang
digunakan. Besar penguatan sinyal AC dapat dihitung dengan teori analisa
rangkaian sinyal AC. Analisa rangkaian AC adalah dengan menghubung singkat
setiap komponen kapasitor C dan secara imajiner menyambungkan VCC ke
ground. Resistor Ra dan Rcdihubungkan ke ground dan
semua kapasitor dihubung singkat.
Dengan adanya kapasitor Ce, nilai Re pada
analisa sinyal AC menjadi tidak berarti. Pembaca dapat mencari lebih lanjut
literatur yang membahas penguatan transistor untuk mengetahui bagaimana
perhitungan nilai penguatan transistor secara detail. Penguatan didefenisikan
dengan :
Vout/Vin = rc / re`
Dimana rc adalah
resistansi Rc paralel dengan beban RL dan re` adalah
resistansi penguatan transitor. Nilai re` dapat dihitung dari rumus re`
= hfe/hie yang datanya juga ada di datasheet
transistor. Gambar 3. menunjukkan ilustrasi penguatan sinyal input serta
proyeksinya menjadi sinyal output terhadap garis kurva x-y rumus penguatan vout =
(rc/re) Vin.
Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada
daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki
tingkat fidelitas yang tinggi. Dengan syarat sinyal masih bekerja di daerah
aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun
penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% - 50%.
Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak
ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja
pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON)
sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena
ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra
seperti heatsink yang lebih besar.
Transistor TIP 31C dan TIP 32C
sebagai Power Amplifier kelas ABdibuat bertujuan untuk membentuk penguat sinyal
yang tidak cacat (distorsi) dari penguat kelas A dan untuk mendapatkan
efisiensi daya yang lebih baik seperti pada amplifier kelas B. Karena amplifier
kelas A memiliki efisiensi daya yang rendah (±25%) yang disebaban titik kerja
berada di 1/2 VCC tetapi memiliki kualitas sinyal yang terbaik. Sedangkan
amplifier kelas B memiliki efisiensi daya yang baik (±85%) karena titik kerja
mendekati VCC tetapi kualitas suara yang kurang baik. Sehingga dibuat amplifier
kelas AB yang memiliki efisiensi daya penguatan sinyal (±60%) dengan kualitas
sinyal audio yang baik. Titik kerja amplifier kelas AB dapat dilihat pada
grafik garis beban berikut.
Grafik
Titik Kerja Amplifier Kelas AB Dengan menempatkan titik kerja rangkaian power
amplifier kelas AB berada diantara titik kerja kelas A dan kelas B seperti
terlihat pada grafik titik kerja rangkaian diatas, penguat kelas AB dimaksudkan
mendapatkan karakteristik dasar gabungan dari amplifier kelas A dan amplifier
kelas B.
Rangkaian
Dasar Power Amplifier Kelas AB Power pada umumnya menggunakan sumber tegangan
simetris. Fungsi dioda pada rangkaian penguat kelas AB diatas adalah untuk
memecah sinyal sisi puncak positif dan sisi sinyal puncak negatif. Q1 dan Q2
masing-masing berfungsi sebagai penguat sinyal sisi puncak positif dan puncak
negatif. Pada saat menguatkan sinyal sinus maka pada rangkaian amplifier kelas
AB dapat dihitung tegangan output dan daya
output dari rangkaian power sebagai berikut.
Tegangan
output RMS :
Daya
Output :
Dimana
Vd adalah tegangan dioda antara basis dan Vin.
Kapasitor
elektrolit 200uF menerima sinyal keluaran dari penguat AB. Kapasitor ini
berfungsi untuk memfilter atau memblok tegangan DC yang ada. Sehingga tegangan
yang keluaran rangkaian atau tegangan yang masuk pada speaker murni AC atau
tidak ada sinyal DC yang masuk pada speaker tersebut.
H. PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT
ü Pastikan
rangkaian power dalam kondisi yang baik.
ü Setting
sumber tegangan yang berasal dari power supply sebesar 12v (tegangan antara positif dan nol).
ü Hubungkan
sumber tegangan dari power supply ke rangkaian power amplifier (positif dengan positif dan negatif dengan negative).
ü Pasangkan
output rangkaian power amplifier ke beban (speaker).
ü Pasangkan
input sinyal (handphone, laptop dsb) pada input rangkaian power amplifier.
ü Power
amplifier siap digunakan.
I. KESIMPULAN
Rangkaian penguat audio atau amplifier sering digunakan dalam
peralatan elektronik yang kita jumpai sehari – hari, misalnya radio, tape,
televisi, home theater, speaker aktif dan pengeras suara di masjid. Kita sering
memakai speaker aktif dimana rangkaian didalamnya adalah penguat amplifier yang
dijadikan satu dengan box speaker yang membutuhkan listrik sebagai sumber arus
atau PSU (power supply).
Dalam kesempatan kali ini kami mencoba membuat sebuah rangkaian
amplifier yang sangat sederhana menggunakan dua buah transistor final yaitu TIP
31 dan TIP 32 , dan sebuah transistor driver yaitu D 438 jenis NPN. Hanya
dengan beberapa komponen tambahan 4 buah resistor, 2 dioda, 2 capasitor menjadi
sebuah amplifier dengan suara cukup nyaring, dengan biaya pembuatan kira kira
20 ribu-an cukup murah dan terjangkau. Transistor dapat digantikan dengan seri
yang lain yang sejenis , sedangkan komponen lainnya dapat dipakai yang nilainya
mendekati.
Tegangan untuk rangkaian ini mempunyai range yang cukup lebar antara
6 s/d 12volt dimana kutub negatif sebagai ground , input amplifier ini dapat
dihubungkan langsung dengan soundcard komputer atau laptop. Sumber arus dapat
diambilkan dari psu komputer karena tegangan output psu besarnya bervareasi dan
ditandai warna kabel :
Untuk
penggunaan di luar rumah dapat juga memakai aki motor atau mobil sebagai power
supply, besarnya tegangan aki yang dapat dipakai bisa 6 V, 12 V.
Kelebihan
:
·
Rangkaian cukup sederhana,
sehingga memudahkan bagi pemula untuk menganalisa rangkaian ini.
·
Biaya yang dikeluarkan relatif
rendah, karena komponen yang digunakan tidak terlalu banyak dan memiliki harga
yang terjangkau.
·
Selain menggunakan catu daya
power supply, rangkaian ini juga dapat menggunakan catu daya lain berupa
batterai maupum accumulator (aki).
Kekurangan
:
§ Rangkaian terlalu sederhana dan komponen yang digunakan memiliki kapasitas
yang relatif rendah, sehingga penguatan yang dihasilkan power amplifier ini
kurang begitu bagus.
§ Daya maksimal yang dihasilkan juga relatif rendah.
DAFTAR
PUSTAKA
Penguat Transistor _ Abi Sabrina.htm
siap gan, makasih banyak sudah share
BalasHapussolder uap potable